Kabardesanusantara.com. Bekasi, 7 Maret 2025 – Langit di Kampung Bojong Poncol sore itu tampak cerah. Tak ada hujan, tak ada tanda-tanda bencana. Namun, ketika malam tiba, air datang dengan cepat secara perlahan. Luapan Sungai Citarum membawa banjir kiriman yang merendam permukiman dan lahan pertanian warga pada Rabu malam 05 Maret 2025 .
Banjir memang hanya bertahan semalam. Sebagian besar warga tetap bertahan di rumah, hanya sedikit yang mengungsi. Namun, bencana ini meninggalkan duka yang dalam. Sekitar 15 hektar lahan pertanian palawija milik warga hancur total dan masih terendam air hingga Jumat Sore 07 Maret 2025. Tanaman jagung, kacang, cabai, dan ketimun yang hampir siap panen kini tak tersisa.
“Bukan rumah kami yang hilang, tapi sumber kehidupan kami,” ujar seorang petani dengan suara lirih. Hampir 60 persen warga di sini menggantungkan hidup dari pertanian palawija. Kini, mereka hanya bisa menatap tanah yang dulu memberi harapan, kini berubah menjadi genangan air bercampur lumpur.
Selain itu, dua rumah warga masih terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Pemiliknya hanya bisa menunggu air benar-benar surut sebelum bisa kembali beraktivitas untuk bertani seperti biasa. Sementara itu, beberapa titik jalan yang masih berupa tanah berubah menjadi lumpur tebal, menyulitkan mobilitas warga yang ingin membersihkan sisa-sisa banjir.
Kini, relawan terus berupaya membantu warga mengatasi dampak bencana ini. Namun, tak ada yang bisa menggantikan kehilangan yang dirasakan para petani. Banjir mungkin telah surut, tetapi penderitaan mereka masih panjang. Mereka kini hanya bisa berharap ada uluran tangan dari Pemerintah untuk membantu mereka bangkit kembali, karena bagi mereka, lahan pertanian bukan sekadar tempat bercocok tanam, tetapi sumber kehidupan yang kini lenyap dalam semalam.
(Liputan: Tim Kabar Desa Nusantara)